Mahasiswa Sebagai Agen Perubah Bagi Masyarakat

Menjadi mahasiswa baru tentulah memiliki kebahagiaan tersendiri karena akhirnya telah lepas dari proses belajar mengajar dengan pakaian yang seragam tiap harinya, dengan aturan-aturan yang begitu ketat mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Akan tetapi hal ini tidak berarti kita telah lepas dari aturan-aturan yang ada. Justru, dengan label mahasiswa kita dituntut untuk bersikap lebih dewasa dan memberikan kontribusi besar dalam pembangunan bangsa. Kata “Maha” di depan siswa memberikan definisi yang berbeda dan jauh lebih bermakna dari sebelumnya. Bahkan di dunia ini, kata “Maha” hanya diberikan kepada dua subyek saja yaitu Tuhan dan siswa. Dalam KBBI, maha didefinisikan sebagai sangat, teramat, paling. Tuhan disematkan kata “Maha” karena sifat dan kekuasaannya yang tak terbatas, yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia. Sedangkan siswa diimbuhi kata “Maha” karena perannya yang tak terbatas, terutama perannya di masyarakat. Peran yang dimaksud adalah perannya untuk berkontribusi di masyarakat (Derian A.F, 2015). Dengan pengertian seperti itu, maka perlu diterapkan tata perilaku yang positif dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di tengah-tengah keberadaannya sebagai masyarakat, sebab menjadi mahasiswa berarti menjadi orang yang terdidik hingga memberikan contoh yang baik bagi masyarakat bukan menjadi beban bagi masyarakat. Orang yang terpelajar tidak hanya membekali diri dengan ilmu, tapi jauh dari itu, etika dan kepribadian juga perlu dibentuk. Kita harus sadar bahwa kita disekolahkan tinggi-tinggi ialah untuk bermanfaat bagi orang lain.

Kita mesti paham bahwa bangsa kita saat ini tengah dipengaruhi oleh menjamurnya berbagai budaya barat, budaya yang sudah tentu jauh berbeda dengan kultur masyarakat Indonesia. Budaya yang bahkan telah mempengaruhi sifat dan tatanan hidup masyarakat kita khususnya di kalangan remaja. Kecanggihan teknologi informasi sudah tidak bisa terbendung lagi, anak-anak hingga orang dewasa dapat dengan mudah mengakses situs-situs yang terlarang, semakin mudah melakukan transaksi narkotika dengan masyarakat global, judi online, hingga penyebaran isu negatif yang sarat akan propaganda untuk mempengaruhi persepsi publik yang bisa sampai kepada akibat terburuk yaitu terjadinya perubahan sosial yang dapat memicu permusuhan antar suku yang berakibat rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah. Ini semua apabila terus menerus dibiarkan maka hanya akan menjatuhkan akhlak generasi muda bangsa ini.

Mahasiswa sebagai barisan terdepan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat perlu untuk memberikan sumbangsih pemikiran maupun memberikan contoh tata perilaku yang baik di tengah kehadirannya di masyarakat, sebab pemuda yang diperlukan bangsa ini adalah mereka para agent of change, pemuda yang mampu menjadi generasi perubah di tengah krisis moral yang melanda Indonesia saat ini. Penggunaan akses internet secara positif, taat akan aturan negara, berinteraksi dengan anak-anak maupun remaja dan menanamkan kepada mereka pola hidup yang sehat dan taat agama. Dimulai dari lingkungan kecil, kemudian menjadi gerakan aktif bagi tiap mahasiswa yang ada di Indonesia akan memberikan harapan yang cerah bagi masa depan mereka dengan reformasi yang dilakukan ini. Tapi jauh sebelum melakukan itu, tentu mahasiswa juga perlu diberikan pembelajaran, dengan taat aturan yang ada di universitas dan aktif dalam berorganisasi yang mampu memberikan pengalaman agar lebih mudah berkomunikasi maupun berinteraksi dengan khalayak. Mahasiswa wajib menjadi pelopor utama dalam berjiwa nasionalisme dan patriotisme, semangat anti penjajah para pendahulu kita perlu untuk dijadikan contoh. Tanpa kita sadari saat ini secara tidak langsung kita telah dijajah oleh negara barat melalui berbagai media. Menurut Madjid, (2004: 57) bahwa ada beberapa hal yang dapat mempersatukan Indonesia dan membangun semangat nasionalisme yaitu melalui Pancasila, bahasa Indonesia, prestasi olahraga, seni, bencana alam, prestasi internasional, dan gangguan dari luar. Faktor-faktor tersebut jika terus dijaga eksistensinya tentu bisa memperkuat persatuan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, masyarakat perlu untuk diperlihatkan suatu prestasi yang membanggakan yang diraih Indonesia di kancah internasional, bukan saat melihat acara berita di TV yang ada hanya serentetan kasus korupsi yang seakan tak pernah henti dilakukan oleh pejabat, yang pada akhirnya hanya mampu menjatuhkan semangat dan kepercayaan masyarakat kepada bangsanya sendiri.

Dengan posisi sebagai mahasiswa, sudah selayaknya kita mengabdi bagi bangsa ini dengan berbagai prestasi dan tata perilaku yang positif bagi masyarakat. Mahasiswa sebagai tonggak penerus bangsa perlu menanamkan sikap bahwa dirinyalah yang akan menjadi pemikir-pemikir Indonesia suatu saat nanti, mereka lah yang akan mewarisi semangat anti kolonialisme yang dipegang teguh saat masa penjajahan era bapak Ir. Soekarno dulu. Merekalah yang akan membasmi berbagai macam praktisi kolusi, korupsi, dan nepotisme yang ada di Indonesia saat ini. Maka dari itu, mahasiswa perlu menjaga keseimbangan antara otak dan jiwa. Artinya jangan sekedar jadi orang pintar, tapi jadilah orang pintar sekaligus berakhlak mulia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.